1.Niat sungguh-sungguh
Ketika
Ramadhan menjelang banyak orang berbondong-bondong pergi ke pasar dan
supermarket untuk persiapan berpuasa. Mereka juga mempersiapkan dan
merencanakan anggaran pengeluaran anggaran untuk bulan tersebut. Tetapi
sedikit dari mereka yang mempersiapkan hati dan niat untuk Ramadhan.
Puluhan kali Ramadhan menghampiri seorang muslim tanpa meninggalkan
pengaruh positif pada dirinya seakan-akan ibadah Ramadhan hanya sekedar
ritual belaka, sekedar ajang untuk menggugurkan kewajiban tanpa
menghayati dan meresapi esensi ibadah tersebut, jika Ramadhan berlalu ia
kembali kepada kondisinya semula.
Tancapkanlah
niat untuk menjadikan Ramadhan kali ini dan selanjutnya sebagai musim
untuk menghasilkan berbagai macam kebaikan dan memetik pahala
sebanyak-banyaknya. Anggaplah Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan
terakhir yang kita lalui karena kita tidak bisa menjamin kita akan
bertemu Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Tanamkan tekad yang disertai
dengan keikhlasan untuk konsisten dalam beramal saleh dan beribadah
pada bulan Ramadhan ini. Ingat sabda Rasulullah Saw.: “Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan ikhlas maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.”
2.Persiapan fisik dan jasmani
Menahan
diri untuk tikak makan dan minum seharian penuh selama sebulan tentu
memerlukan kekuatan fisik yang tidak sedikit, belum lagi kekuatan yang
dibutuhkan untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat tarawih
dan shalat sunnah lainnya, ditambah kekuatan untuk memperbanyak membaca
Al-Qur’an dan beri’tikaf selama sepuluh hari di akhir Ramadhan. Kesemua
hal ini menuntut kita selalu dalam kondisi prima sehingga dapat
memanfaatkan Ramadhan dengan optimal dan maksimal
3. Merancang agenda kegiatan
Untuk
mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat
singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan berharga yang
bisa membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
4. Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan puasa dan ibadah Ramadhan lainnya.
Wajib
bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib
mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa
kita benar dan diterima oleh Allah. Disamping
pengetahuan yang berkenaan dengan puasa, pengetahuan-pengetahuan lain
yang berkaitan dengan Ramadhan juga perlu seperti anjuran-anjuran,
prioritas-prioritas amal yang harus dilakukan dalam Ramadhan, dan
lain-lain agar setiap muslim dapat mengoptimalkan bulan ini sebaik
mungkin“Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
5. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk.
“Setiap manusia adalah pendosa dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat” demikian sabda Rasulullah Saw. seperti yang diwartakan Ahmad dan Ibnu Majah.
Di antara
karunia Allah adalah selalu mengulang-ulang kehadiran momen-momen
Ramadhan adalah salah satu dari momen tersebut yang selalu datang setiap
tahun. Ketika seorang hamba tenggelam dalam kelalaian karena harta
benda, anak istri, dan perhiasan dunia lain yang membuat dia lupa kepada
Rabbnya, terbius dengan godaan setan, dan terjatuh ke dalam berbagai
macam bentuk maksiat datang bulan Ramadhan untuk mengingatkannya dari
kelalaiannya, mengembalikannya kepada Rabbnya, dan mengajaknya kembali
memperbaharui taubatnya. Ramadhan adalah bulan yang sangat layak untuk
memperbarui taubat; karena di dalamnya dilipatgandakan kebaikan, dihapus
dan diampuni dosa, dan diangkat derajat. Jika seorang hamba selalu
dituntut untuk bertaubat setiap waktu, maka taubat pada bulan Ramadhan
ini lebih dituntut lagi; karena Ramadhan adalah bulan mulia waktu dimana
rahmat-rahmat Allah turun ke bumi. Marilah kita bertaubat! Karena tak
satu pun dari kita yang bersih dari dosa dan bebas dari maksiat. Pintu
taubat selalu terbuka dan Allah senang dan gembira dengan taubat
hambanya. Taubat yang sungguh-sungguh atau taubat nasuha adalah dengan
meninggalkan maksiat yang dilakukan, menyesali apa yang telah dilakukan,
dan berjanji untuk tidak kembali mengulangi maksiat tersebut, dan jika
dosa yang dilakukannya berkaitan dengan hak orang lain hendaknya meminta
maaf dan kerelaan dari orang tersebut.